Cerita ini
bermula dari lembaran kertas catatan ttg impian hidup (yg telah usang) no 11
yakni ke Bali. Entah kenapa Bali selalu membuat pesona bagi para traveler.
Hingga saat
yang di tunggu-tunggu pun tiba, sembari menunggu wisuda :) saya pun mencari
teman yang bisa diajak backpaker ke bali, saya lobi mereka satu persatu tapi
hanya sebatas wacana hingga saya pun menunggu sekitar 3 minggu untuk memastikan
keputusan mereka. Suatu sore saya pun maen ke kost teman dengan bercanda saya
pun mengutarakan ingin ke bali eh ternyata dia juga pengen ke bali “beneran us
mau ke bali, lu g bercanda?” tanya dia penasaran. “lu g percaya, ayok ke
stasiun beli tiket” tanyaku meyakinkan, langsung deh kita capcus ke stasiun
lempuyangan beli tiket kereta
pulang-pergi untuk pemberangkatan esok pagi.
Pukul 21.40
wib kami sampai di stasiun banyuwangi baru dilanjutkan ke pelabuhan ketapang
Sekitar 300m atau jalan kaki 20 menitan kami pun sampai di pelabuhan. Kami
membeli tiket Rp8500 untuk sekali penyeberangan menggunakan kapal Fery sekitar
20 menit. Di dalam saya mencari bus jurusan denpasar (terminal ubug) hingga
kami mendapati bus ac eksekutif membawa penumpang asal madura. Diminta 70rb
tapi saya tawar 50rb. (Tawar aja biasanya yg ekonomi sekitar 40rb an) fix 50rb
akhirnya kami masuk bis sekedar info perjalanan dari pelabuhan gilimanuk ke
terminal ubug denpasar sekitar 4jam. Eh pas subuh bangun2 udah nyampe terminal
ubug denpasar (liat jam hp tiba2 udah maju 1 jam beda ama jam tangan). Dari
terminal ubug kami ditarik2 oleh para calo, masa dari ubug ke kuta diminta uang
40rb? akhirnya saya tanya ama mas penjual kopi katanya “kemahalan mending
sampean keluar terminal cegat angkot diluar harganya lebih murah” kami pun
menuruti kata mas tadi keluar terminal sambil di caci maki ama calo brengsek
tadi (wajar ah g semua org baik, biasa kehidupan orang terminal). Keluar dari
terminal kami jalan sampai di pom bensin sekedar cuci muka ama BAB hehe...saya
pun memberanikan tanya supir mobil pick up/truk arah kuta tapi sayang
kebanyakan bukan ke arah kuta. Akhirnya saya menuju angkot kosong trayek Kuta yang
sedang mengisi bensin. “pak ke kuta berapa? 30rb mas, ah kemahalan pak, 20rb
aja ya, yawdh gppa” yee...akhirnya kami di pagi yang gerimis ke Kuta naik
angkot dg kocek 20rb per orang.
Sesampai di
jalan Kuta Street ,
kami langsung menuju jalan poppies 2 mencari losmen fenomenal Arthawan, losmen
termurah se bali he...kamar 2 bed cukup 50rb per orang.
Esoknya kami
cek out dari losmen Artawhan sekaligus mencari sewa motor (biaya 50rb per hari)
untuk jalan-jalan keliling Bali (di bali susah kendaraan umum, mending sewa
motor aja, klo taksi banyak).
Hari pertama
kami ke daerah selatan pantai Arjuna,
Lanjut ke GWK
yang ada patung Garudanya,
Pantai
Padang-Padang (tempat syuting Julia Robert film Eat Pray and Love),
Pantai
Uluwatu yg terkenal dengan pura diujung tebing beserta monyet-monyet nya.
dan terakhir ke Tanah lot yg fenomenal.
Belum sampai jam 3 pagi kami dibangunkan oleh para pegawai toko untuk pindah
karena toko sudah tutup, terpaksa kami keluar untuk pindah tidur dan Alhasil
kami tidur di emperan toko sepanjang jalan poppies lane 2 hehe.
Keesok
harinya kami melanjutkan perjalanan ke pantai sanur di timur bali yang terkenal
akan sunrise nya. Masak mie di pantai Sanur di ketawain ama Ibu2 pedagang di
pantai Sanur “Pintar kamu nak bawa kompor sendiri” sapa Ibu itu sambil tertawa
terkekeh-kekeh hehe
Pantai Sanur
Dari sanur
kami langsung menuju Nusa Dua tempat pertemuan APEC 2014 kemarin,
Nusa Dua.
dilanjutkan
ke desa wisata bahari Tanjung Benoa.
Esok pagi
kami melanjutkan perjalanan ke pantai kuta, mandi, merasakan air laut pantai
Kuta yang berombak ditemani bule-bule lokal he...
puas bermain
obak pantai Kuta kami pun bersiap-siap untuk pulang ke Jawa, sebelum pulang
kami tak lupa mengembalikan motor sewaan dan berpamitan dengan saudara Ahmad
Ta’mir masjid Mujahidin depan Toko oleh-oleh Joger keren Bali.
Untung tak
dapat dibeli, rejeki tak dapat dihindari begitulah kami mendapatkannya,
kebetulan ada teman mas Ahmad satu kampung yang bernama mas Adi, nah kebetulan
mereka ingin ke Denpasar dan terminal Ubug adalah terminal yang kami tuju untuk
menuju ke pelabuhan Gilimanuk. Akhirnya kami pun di antar bersama-sama
menggunakan motor. Ada suatu keheranan bagi kami, mereka mengantar kami hanya
bermodal peci dengan kain sarung padahal banyak polisi di jalanan Denpasar.
Dengan penasaran saya pun bertanya “kok g pke helm apa g ditilang? “Wah enggak
mas, di sini warga dan para polisi menghormati mereka yang beragama, tu liat yg
pake selendang bali g pke helm gpp”. Sampai di luar terminal Ubug, inget LUAR
terminal Ubug. kami pun di mencegat bus yang menuju arah Singosari/Gilimanuk.
Sebelum kami berpisah kami sempatkan berfoto dengan manusia mulia ini. 1.2.3
Cheese... :’(
ketika adzan
subuh membangunkan ku ternyata banyak yang tidur bermalam bersama kami, selesai
sholat subuh kami pun bersama-sama bersiap melanjutkan perjalanan menuju
kediaman masing-masing,
sebelum berjalan menuju ke stasiun yang
berjalan 200m dari pelabuhan kami pun tak lupa membeli sarapan di warung depan
milik masjid, lumayan Nasi mie potongan daging ayam, telur, ikan pedas hanya
5rb Rupiah.
O iya kami sangat berterima kasih dengan dua bidadari yang Allah sempatkan untuk kami bertemu, sampaikan permohonan maaf dan beribu terima kasih kepada mereka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar