PERAN ORANG TUA DALAM MEMBINA PENDIDIKAN ANAK
Dalam
perjalanan hidupnya umat manusia senantiasa dihadapkan kepada
pengalaman-pengalaman peristiwa alami yang ada disekitarnya. Pengalaman ini
merupakan sejarah hidupnya yang mengesankan dan kemudian menghidupkan serta
menjadi pengalaman batinnya sebagai alat pendorong untuk mengadakan
perubahan-perubahan bagi kepentingan hidup dan kehidupannya. Perkembangan
hidupnya ini tidak lepas dari proses pembentukan pribadi manusia yang
diwariskan berkesinambungan kepada generasi berikutnya dengan kelompoknya atau
dengan masyarakat, mereka saling memberi pengaruh bersama dalam kehidupan.
Keluarga
yang merupakan bagian terkecil dari masyarakat, mempunyai peranan penting dalam
pembentukan kepribadian. Karena pembinaan kepribadian anak telah ada sejak
kecil, bahkan sejak dalam kandungan. Kepribadian yang masih dalam permulaan
pertumbuhan itu, sangat peka dan akan mendapatkan unsur pembinanya melalui
pengalaman yang dirasakan, baik melalui pendengaran, perasaan, penglihatan, dan
perlakuan yang diterimanya.
Oleh
karena itu, maka kepribadian anak yang tumbuh tergantung pada pengalamannya
dalam keluarga. Sikap dan pandangan hidup orang tuanya, sopan santun mereka
dalam pergaulan, baik dengan anggota keluarga maupun dengan tetangga atau
masyarakat. Pada umumnya akan diserap oleh anak dalam pribadinya. Demikian pula
sikap mereka terhadap agama, ketekunan menjalankan ibadah dan kepatuhan kepada
ketentuan orang tua, serta pelaksanaan nilai-nilai agama dalam kehidupannya
sehari-hari juga akan menjadi faktor pembinaan anak secara tidak sengaja.
Menurut
Agus Sujanto “Orang tua secara tidak direncanakan menanamkan
kebiasaan-kebiasaan yang diwarisi dari nenek moyang dan pengaruh-pengaruh yang
diterimanya dari masyarakat”. Si anak menerima dengan daya peniruannya, dengan
segala senang hati, sekalipun kadang-kadang ia tidak menyadari benar apa maksud
dan tujuan yang ingin dicapai dengan
pendidikan itu. Dengan demikian si anak akan membawa kemanapun juga pengaruh
keluarga itu, sekalipun ia sudah mulai berfikir lebih jauh lagi.
Disamping
itu semua, yang sangat penting pula adalah cara mereka memperlakukan anak-anak
mereka terlebih pada usia remaja (SLTP) apakah ada pengertian dan kasih sayang
yang wajar dan sehat, ataukah tanpa pengertian dan jauh dari kasih sayang,
serta macam perlakuan yang mereka terima apakah condong kepada demokrasi atau
otoriter (main perintah).
Sedangkan
upaya yang dapat dilakukan orang tua dalam menciptakan kebersamaan dengan
anak-anak dalam merealisasikan nilai-nilai moral secara esensial menurut Moh.
Shochib adalah dengan menciptakan aturan-aturan bersama oleh anggota keluarga
untuk ditaati bersama
Tidak ada komentar:
Posting Komentar